Belakangan ini kehidupan ku seperti roller coster. Itu, permainan yang sedang asik-asiknya diatas kemudian dihempaskan dengan tidak berperikemanusiaan. Begitulah kira-kira hidupku belakangan ini. Saat aku sedang teramat senang tiba-tiba saja ada yang menghempaskan ku ke bagian bawahku. Sialnya, saat dibawah itu lebih lama daripada saat aku berada diatas. Dan karena itulah aku jadi memliki banyak topik. Tapi, karena aku tak mau terlalu menyepam blogku, akan ku pos satu persatu yang mungkin dalam seminggu sekali. Jadi untuk saat ini aku pilih akan menceritakan kejadian yang baru saja terjadi denganku.
Jadi begini, sekolah ku dan sekolah lainnya yang berada diwilayah dekat dengan sekolahku melakukan mutasi guru. Tidak, bukan guru nya dibunuh kemudian di potong-potong. Tetapi perpindahan guru dari sekolah satu kesekolah lainnya. Bagiku pernyataan tersebut tidak sama sekali membuatku sedih bahkan sampai menangis seperti temanku kebanyakan. Bagiku, mutasi guru ini akan lebih membuatku tau bagaimana sekolah lain belajar. Dan dikarenakan aku tidak sebegitu terkenal di mata guru-guru sehingga tak ada kesan yang tertoreh diantara kami.
Dari semua guru yang dimutasi, yang paling gempar-tentu saja menurut teman-temanku- itu adalah pemutasian guru bahasa inggris kami. Bagi mereka guru bahasa inggris kami sangatlah sempurna-itukan menurut mereka, bagiku semua guru sama saja, yang beda adalah caranya mengajar dan yang paling penting menjelaskan sesuatu. Baru beberapa hari pemutasian guru, kami sudah mendapatkan bocoran guru penggantinya. Mulai dari rumor guru nya ga asik, galak dan sebagainya.
Saat hari guru itu masuk, seperti yang kuduga, kelas tidak mendukungnya. Terlihat seperti saat dia mencoba melucu kawanan anak laki-laki dan tak sedikit perempuan tertawa secara terpaksa. Jujur, aku tidak suka orang yang seperti itu. Lebih baik mereka diam saja daripada tertawa yang terpaksanya melebihi batas, terlalu kelihatan palsu.
Hari-hari berikutnya tanggapan kelasku masih sama. Bahkan mereka sudah mempunyai nama untuk guru itu. Zombie. Aku tak mau memberikan alasan kenapa mereka menamai itu. Bukan karena aku tak tahu- demi ikan piranha laut amazon, aku tau alasan mereka kenapa menamainya seperti itu- tapi karena alasan itu terlalu vulgar apabila kusebutkan. Dan yang lebih membuatku kesal ialah saat teman sebangku ku membandingkan nya dengan guru bahasa inggris kami yang lama. Karena aku sedang emosi perut lapar aku langsung mencela nya agar tak membanding-bandingkan mereka berdua- demi bunga-bunga sakura jepang nan indah, pasti saat itu aku sedang ngelantur sampai sampai sok berhati malaikat. Jujur aku tak pernah membela atau berhati sok malaikat seperti itu saat berhadapan dengan guru, karena bagiku menjadi abu-abu lebih baik. Tapi aku tahu, aku mengatakan itu dengan alasan yang benar-menurutku- lagipula siapa juga yang mau dibanding-bandingkan seperti itu. Aku saja paling anti apabila ada yang membandingkanku. Tapi, saat aku mengatakan itu, aku merasa bersalah kepada diriku. Aku yakin siapapun yang mendengar perkataanku pasti mereka akan mengira aku sok sok baik berhati malaikat atau apapun-tapi demi lovato yang bersuara indah, aku mengatakan itu karena perutku lapar dan aku sudah mulai kesal dengan sikap kelas yang tak menghargai guru. Sial, lagi-lagi aku bersikap sok malaikat bahkan saat aku menulis disini.
Aku rasa kalian sudah tau aku ini siswi seperti apa-aku berharap kalian tidak bilang aku adalah siswi yang sok alim. Ohya jadi intinya begini, aku sangat tidak suka dengan orang yang tidak menghargai oranglain- demi apapun itu yang kuucapkan kali ini aku sangat sungguh-sungguh dan bukan karena apapun-, begini saja, coba kalian yang menjadi mereka, bagaimana perasaannya? Sesungguhnya mereka itu diam bukan karena mereka tidak mendengarkan tetapi karena diam itu lebih berguna daripada harus bersilat lidah. Walaupun aku tahu, sikap manusia tidak ada yang sama persis, tidak ada salahnya kita menghargai oranglain, kelak pasti sikap ini akan berguna. Yah lebih baik aku sudahi saja sebelum imej sok alim ku semakin keluar.